[Mykr's Article #4] Indonesia Sukseskan Hari Aksara Internasional 2018
Publikasi Tulisan pada Laman Tribunnews (08/09/2018) https://www.tribunnews.com/tribunners/2018/09/08/indonesia-sukseskan-hari-aksara-internasional-2018 |
Kemampuan literasi sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang utamanya bagi generasi muda saat ini. Penguasaan baca, tulis, dan hitung saja tidak cukup untuk mengukur kemampuan literasi saat ini melainkan pengetahuan terkait teknologi, kebudayaan, keuangan, dan kekeluargaan juga menjadi tolak ukur penting dalam penguasaan literasi. Indonesiaditemukan masih terdapat 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas angka nasional untuk usia 15-59 tahun sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya dan berkomitmen dalam penuntasan penduduk buta aksara.
Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistika (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan
Kemendikbud, penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai
97,93 persen sehingga tersisa sekitar 2,07 persen atau 3.387.035 jiwa untuk
usia 15-59 tahun yang belum paham aksara. Paparan data tersebut sesuai yang
disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar bahwa Indonesia telah
membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan
untuk Semua (PUS) yang di deklarasikan di Dakar dimana ada 23 provinsi sudah
berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksara. Adapun 11 provinsi yang
memiliki angka buta huruf di atas angka nasional yaitu Papua (28,75 persen),
NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan
Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa
Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74
persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen). Kesebelas provinsi akan terus diupayakan agar
teretas dari buta aksara.Kemampuan literasi sangatlah penting
dimiliki oleh setiap orang utamanya bagi generasi muda saat ini. Penguasaan
baca, tulis, dan hitung saja tidak cukup untuk mengukur kemampuan literasi saat
ini melainkan pengetahuan terkait teknologi, kebudayaan, keuangan, dan
kekeluargaan juga menjadi tolak ukur penting dalam penguasaan literasi. Indonesiaditemukan
masih terdapat 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas angka
nasional untuk usia 15-59 tahun sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
terus berupaya dan berkomitmen dalam penuntasan penduduk buta aksara.
Harris Iskandar selaku Dirjen PAUD dan
Dikmas juga memaparkan bahwa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah
merumuskan upaya penuntasan buta aksara dengan memprioritaskan pada tempat hal
yaitu pertama, pada daerah-daerah ”merah” (kabupaten/kota yang persentase buta
aksara di atas 4%); kedua, komunitas adat terpencil/khusus; dan ketiga, daerah
tertinggal, terdepan dan terluar (daerah 3T). Selain itu, beliau menuturkan
beberapa upaya yang dapat membantu untuk menangani masalah buta aksara yakni
dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi tutor pendidikan keaksaraan,
mendiversifikasikan layanan program, dan memangkas birokrasi layanan program
melalui aplikasi daring sibopaksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) pada tanggal 8 September yang digagas
oleh UNESCO pada tanggal 8-19 September 1965
melalui konferensi para menteri pendidikan seluruh dunia terkait
Pemberantasan Buta Huruf yang berlangsung di Teheran, Iran. Berdasarkan gagasan
itu, peringatan Hari Aksara Internasional terus dihelat dipenjuru dunia setiap
tahunnya pada 8 September untuk mewujudkan dan memajukan keaksaraan secara
menyeluruh dan mendunia. Selain itu, mengajak seluruh masyarakat untuk ikut
serta dalam penuntasan buta aksara.
“Literacy and Skills Development”
menjadi tema internasional HAI yang diusung oleh UNESCO sedangkan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam skala nasional mengusung tema nasional yaitu
“Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya”. Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara terpilih menjadi daerah dihelatnya Hari Aksara Internasional
(HAI) 2018 tingkat Nasional. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 6-9
September 2018 dan tanggal 8 September 2018 menjadi hari puncak peringatan.
Peringatan tersebut diawali dengan Festival Literasi Indonesia dan pembukaan
Pameran Pendidikan dan Kebudayaan.
Dilansir dari laman resmi Kemendikbud
bahwa penunjukan Kabupaten Deli Serdang sebagai daerah pemusatan HAI
berdasarkan Inpres Nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara
(GNP-PWB/PBA). Hal tersebut didasari karena Kabupaten Deli Serdang memiliki
komitmen menuntaskan buta aksara di daerahnya. Seain itu, Kabupaten Deli Serdang memang telah
banyak meraih sederetan prestasi dibidang pendidikan keaksaraan dan kesetaraan,
diantaranya Penghargaan Pengentasan Buta Aksara Nasional di Kabupaten Kerawang,
Penerima
Anugerah Aksara Tingkat Madya tahun 2015, dan Terbaik I Komitmen Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) tahun 2018. Selain itu, Kabupaten Deli Serdang memiliki
penduduk buta aksara dengan angka yang tersisa sekitar 0,07%.
Diungkapkan oleh bapak Harris Iskandar selaku Dirjen
PAUD dan Pendidikan Masyarakat pada hari Peringatan HAI 2018 yang
diselenggarakan di Kabupaten Deli Serdang bahwa dengan berlangsungnya
peringatan HAI dapat mengkampanyekan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Kota
di Indonesia untuk memotivasi percepatan penurunan angka buta aksara. Selain
itu, Kabupaten Deli Serdang menjadi daerah percontohan penanganan dan penurunan
angka buta aksara. *Masykur
Komentar
Posting Komentar