Remaja Indonesia Mager ?
Remaja Indonesia Mager?
Kita bilang remaja tergolong mager bukan cuman isapan jempol
tapi memang ada semacam datanya lho. WHO alias badan kesehatan dunia
berdasarkan data yang dianalisis dari 146 negara di tahun 2001 dan 2016. Dalam
studi yang dimuat di The Lancet Child & Adolescent Health menyatakan bahwa
lebih dari 80 persen remaja berusia 11 hingga 17 tahun kurang gerak fisik.
Indonesia ada di urutan berapa? Dengan 86,4 persen remaja yang kurang aktif,
Indonesia ada di posisi ke-37 negara dengan jumlah remaja malas paling banyak.
Trus siapa yang menduduki pucuk pimpinan peringkat dengan
remaja paling mager sedunia? Ternyata Korsel alias negaranya para K-Pop pujaan
kalian yang remajanya paling males sedunia. Beda bangets dengan bintang-bintang
idol K-pop yang aktif ngedance, justru remaja di Korea Selatan umumnya justru
jarang bergerak, 94,2 persen remaja Korea Selatan melakukan aktivitas fisik
kurang dari sejam dalam sehari. Kayaknya sih bisa jadi masuk akal, jadi kalo
para idolnya ngedance, sementara kan para penontonya cuman nonton sambil
rebahan, mager.
Oiya just info, masih menurut penelitian tersebut, kalo
dbandingkan prevalensi kadar mager cowok mengalami penurunan dari 80 menjadi 78
persen, sementara prevalensi mager cewek di angka yang tetap yakni 85. Konon
asumsinya koq bisa remaja putri lebih tinggi angka magernya, karena remaja
putri tidak banyak saluran untuk mewujudkan aktivitas fisiknya dibanding cowok.
Kalo anak cowok, ada semacam klub sepeda, klub bela diri ringan, dan
sejenisnya. Sementara anak cewek, nggak semuanya ada di situ. Tapi data itu
terakhir diambil tahun 2016 lho, di saat belum terjadi pendemi covid-19.
Sekarang tahun 2020 mungkin kalo diadakan survey serupa, kayaknya angka
magernya bakalan sama antara cowok-cewek.
Itu asumsi aja lho ya, karena tentu saja dengan kondisi BDR,
remaja akan berkutat di ruangan rumah antara kasur, dapur, dan sumur. Pegangannya
kalo nggak gadget, ya paling remote TV. Apalagi belajar diharuskan pake gawai,
kalo mulai sedikit malas dan boring belajarnya, udah deh mulai browsing ,
nonton youtube sampe main game jadi kerjaan rutin remaja tiap harinya. Dan itu
nggak pandang gendernya cowok maupun cewek kayaknya bakalan seperti itu
aktivitasnya selama di rumah aja.
Mager Karena Teknologi?
Kalo bicara malas mah nggak usah di masa pendemi atau bukan,
tapi orang males gerak faktornya bisa jadi banyak. Kalo menurut penelitian di
atas tadi, disebutkan salah satu faktor remaja mager karena revolusi teknologi,
alias bahasa mudahnya karena hidup kita dibuat mudah oleh teknologi. Nah,
inilah yang disebut blunder. Teknologi memang pada awalnya diciptakan untuk
membuat hidup manusia jadi mudah, tapi kekhawatiran kalo dipermudah hidupnya
banyak orang malas akhirnya menjadi nyata .
Sekarang apapun bisa dilakukan dengan teknologi, apalagi
slogannya teknologi dalam satu genggaman. Coba perhatikan aja, selain belajar
yang bisa dilakukan dengan gadget, beli atau belanja juga bisa dilakukan
online. Silaturahim juga cukup pencet tombol yang naun jauh di sana bisa
terhubung dengan otomatis, ditambah dari sisi harga murah bahkan ada yang free.
Begitulah, teknologi selalu bak pisau bermata dua, bisa berpeluang kebaikan
atau bisa membawa kemudharatan. Kita butuh akan teknologi atau memang teknologi
diciptakan karena kebutuhan zaman, maka teknologi itu hanya sebuah sarana alias
alat yang bisa berpotensi buruk, tergantung si pemakainya. Kalo dari sononya si
pemakai udah malas, ditambah ketergantungan dia dengan teknologi sampe tingkat
akut, jadinya akan makin males.
Mendengar idiom “malas” saja sudah nggak enak, apalagi kalo
ditambahi malas gerak. Dan teknologi nggak bisa dijadikan satu-satunya faktor
penyebab seseorang jadi mager. Justru faktor terbesar dari si pemakai teknologi
itu sendiri, yakni kita, manusia. Sementara seseorang untuk bergerak atau nggak
bergerak alias melakukan aktivitas sangat tergantung dengan pola pikir atau
mindset seseorang. Kita mau habiskan seharian di atas kasur aja, atau di kamar
aja, atau pegang gadget aja itu sangat tergantung kita.
Sementara teknologi, nggak bisa jadi kambing hitam untuk
selalu di posisi yang salah yang bikin kita malas. Karena sekali lagi teknologi
hanya alat, dia-nya nggak bakal bergerak kalo nggak kita gerakkan. Gagdet
misalnya, dia akan tergeletak gitu aja seharian kalo nggak kita pegang. Remote
TV, AC nggak bisa bikin kita nyaman kalo selama pikiran kita nggak nyaman,
selama kita nggak bergerak memegang dan memencot tombol-tombolnya. PC atau
laptop akan nganggur gitu aja, kalo memang kita nggak pencet tombol ON-nya,
lalu mengoperasikannya.
Jadi, malas atau malas gerak bukan karena teknologi,
melainkan karena mindset. Mindset-lah yang membuat kita jadi bergerak atau diam
aja. Kita tergerak untuk memanfaatkan teknologi untuk kebaikan itu juga karena
mindset. Jadi hati-hatilah dengan mindset, kalo kita selama ini malas gerak,
berarti memang kita membiarkan pikiran kita mengendalikan rasa males tersebut
menguasai hari-hari kita.
Sehingga kalo teknologi berada di tangan orang yang mindset
pemalas, ya jatuhnya pada keburukan. Tapi kalo teknologi itu dipake oleh orang
yang produktif, bisa berpotensi menimbulkan kebaikan. Orang bisa seharian di
depan PC atau laptopnya, tapi karena dia punya mindset bukan pemalas, maka dia
bisa produtktif dengan laptopnya, menghasilkan karya tulis misalnya. Tapi yang
kita bicarakan males di sini bukan cuman males, tapi males gerak. Jadi, kalo di
mindsetnya ada kesadaran kalo di depan komputer aja nggak sehat buat tubuh,
maka dia akan berpikir untuk sedikit menggerakan tubuhnya. Relaksasi, jogging
atau sekedar senam kecil di depan rumah sambil menikmati udara dan matahari.
Jangan Remehkan Mager!
Mager kalo cuman sebentar atau sehari mungkin bisa
dimaklumi, tapi kalo mager sudah jadi habits (kebiasaan) ini yang gawat. Orang
seperti ini, berarti orang yang menyepelekan kesehatan. Dipikirnya kalo cuman
sedikit males nggak apa-apa, padahal sebuah langkah besar dimulai dari langkah
kecil yang kontinyu. Kalo kita punya mindset mager lalu terwujud dalam bentuk
aktivitas, kemudian itu nggak kita sadari sudah kita lakukan setiap hari,
akhirnya aktivitas itu jadi habits.
Padahal nikmat sehat yang sudah Allah kasih ke kita, wajib
kita syukuri dengan nggak membiarkan diri kita mager. Sesuai dengan yang
dipesankan oleh Rasulullah SAW:
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu
nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR Bukhari).
Makanya di kala pendemi kayak gini, godaan untuk mager makin gede, ini harus kita lawan. Kita harus hilangkan mager itu dalam keseharian kita, sebaliknya dalam sehari kita harus ada agenda untuk pergerakan anggota tubuh kita. Kalo pun nggak bisa olah raga berat, minimal gerak ringan agar kita terhindar dari penyakit. Karena kalo kita udah mager, ditambah juga kita makin banyak makanan yang kita konsumsi, udah deh itu berpotensi untuk obesitas. Kalo sudah obesitas itu kayak ngundang penyakit datang ke tubuh kita. Minimal? diabetes bisa mengincar kesehatan kita kalo kita masih mager, jarang olah raga plus banyak makan.
Itu baru dampak fisik, belum lagi dampak psikis kalo kita mager. Tentu saja kalo kitanya masih mager, akan menjadi pemalas dan tidak mudah bersemangat. Karena mager atau jadi kaum rebahan membuat kita jadi pasif, jarang bergerak dan sulit untuk memicu produksi hormon endorfin yang dapat membuat suasana hati menjadi positif dan bergairah dalam aktifitas. Ketika hormon endorfin tidak distimulasi, maka kita rentan mengalami mood negatif, stres, merasa cemas, hingga depresi. Duh gawat tuh!
Ayo Dong Gerak!
Gaes, ayo bergerak, jangan mager. Mulailah dari yang
ringan-ringan aja, langkah-langkah kecil, seperti berjalan kaki 10 menit setiap
hari. Tambahkan durasinya satu menit setiap harinya dan lihat kemajuannya.
Variasi aktivitas geraknya nggak cuman jalan kaki, syukur-syukur kalo di rumah
ada alat olah raga seperti dumbel kecil di dekat ruang keluarga, sehingga dalam
sehari kita bisa mengurangi durasi di depan komputer atau di atas kasur. Atau
bisa juga dengan aktivitas beberes rumah, mulai dari membersihkan sampe
memindahkan perabot rumah tangga biar sekalian terjadi variasi ruangan rumah
kita.
Kalo ada kesempatan dan juga dibolehkan keluar rumah, boleh
tuh bergabung dengan klub-klub gowes, klub futsal dan sejenisnya, bukan untuk
perlombaan tapi sekedar untuk menyalurkan gerak aja. Nah, kalo mau olahraga
yang direkomended sekaligus mengikuti sunnah rasul ya olah raga memanah,
berenang dan berkuda. Dari Jabir bin Abdillah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah
merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat
(perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih
memanah, dan mengajarkan renang.” (HR An-Nasa’i).
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah
bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah
memanah!” (HR Muslim).
Kalo olahraga di atas kita kerjakan dengan niatan untuk
ittiba’ kepada Rasulullah SAW, insyaAllah bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.
Meskipun aktivitas olah raganya sama, tapi kalo kita yang muslim kita niatkan
mengusir mager karena Allah, maka bisa jadi ibadah. Disitulah menjadi relevan dengan
mensyukuri nikmat sehat yang sudah Allah berikan. Nah, lawannya syukur adalah
kufur (baca: ingkar), jadi kalo kita masih mager aja dan makin mager, itu
tandanya kita kufur nikmat. Naudzubillah min dzalik!
So, kita minta perlindungan kepada Allah untuk dijauhkan
dari sikap dan sifat kufur nikmat dengan malesnya kita untuk gerak.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa
malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian.”
(HR. Bukhari Muslim)
Aamiin
oleh: Syakirah Muhyiddin (Awardee muamalat)
Komentar
Posting Komentar